PENGERTIAN ETIKA

Istilah etika sendiri sejarahnya bermula jauh sejak masa Yunani kuno yang disebut dengan ethos. Dalam bahasa Yunani, ethos memiliki banyak penafsiran, seperti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, habitat, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Makna-makna tersebut dikategorikan makna tunggal, sedangkan makna jamak dari ethos adalah adat kebiasaan.

Etika menurut George W. Reynolds diartikan sebagai “Ethics is a set of beliefs about right and wrong behavior within a society”. Etika merupakan sekumpulan keyakinan mengenai perilaku yang benar dan salah di dalam masyarakat. Banyak yang setuju bahwa berbohong ataupun menipu merupakan perilaku yang tidak etis.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ditegaskan pula mengenai etika sebagai ilmu yaitu sebagai berikut:

  • Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
  • Etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
  • Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika merupakan cabang ilmu yang berisi sistem dan pedoman nilai-nilai yang berkaitan dengan konsepsi benar dan salah yang berlaku dan dihayati oleh kelompok di suatu komunitas. Dengan konsepsi ilmu sebagai kajian yang relatif, maka bisa jadi nilai-nilai di dalam etika akan berubah, berkembang dan mungkin saja berbeda nilai baik buruknya pada komunitas-komunitas yang berbeda.

Ilmu mengenai etika dilakukan dengan pendekatan deskriptif, normatif dan metaetika. Pendekatan deskriptif menekankan kepada penyampaian fakta-fakta sedangkan pendekatan normatif melangkah lebih jauh dengan melakukan penilaian terhadap fakta-fakta tersebut. Adapun pendekatan metaetika lebih menekankan kepada pengkajian kata-kata (premis) etis.

Didalam etika terkandung etika umum yang memiliki makna universal, serta etika khusus yang sifatnya individual dan sektoral. Etika khusus terdiri dari etika individual yang obyeknya adalah perseorangan dan etika sosial yang mengatur normal dan moral dalam hubungan manusia dalam pergaulan sosial.

PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi Informasi berasal dari kata teknologi dan kata informasi.

  • Teknologi berasal dari bahasa yunani “teknos” dan “logos”. Teknologi merupakan suatu alat yang diciptakan oleh manusia yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi merupakan hasil perkembangan dari ilmu pengetahuan yang ada.
  • Jika data itu sendiri merupakan fakta mentah, maka, Informasi merupakan data yang telah diolah sehingga memberikan arti.

Teknologi Informasi mendeskripsikan berbagai teknologi yang dapat digunakan untuk membantu dalam pembuatan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan / atau menyebarluaskan informasi. Teknologi Informasi merupakan seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk membuat,
menyimpan, tukar menukar, dan membuat informasi dalam berbagai bentuk / format (data bisnis, percakapan suara, citra, gambar bergerak, presentasi multimedia, dan sebagainya).

Ada dua bagian penting di dalam teknologi informasi, Sawyer dalam bukunya menyebutkan

  • Teknologi Komputer. Komputer merupakan mesin multiguna yang dapat diprogram yang mana menerima data dan memprosesnya, atau memanipulasinya, ke dalam informasi yang kita dapat gunakan.
  • Teknologi Komunikasi, terdiri atas perangkat elektromagnetik dan sistem untuk berkomunikasi melalui jarak jauh.

Tujuan utama dari teknologi informasi adalah memecahkan masalah, membuka kreativitas, efektivitas, dan efisiensi. Teknologi informasi memberikan keuntungan dalam hal kecepatan, konsistensi, presisi, dan kehandalan. Pemrosesan data menggunakan komputer untuk saat ini diyakini lebih cepat dibandingkan kemampuan manusia, lebih konsisten, perhitungannya lebih presisi, dan lebih handal dalam memproses data dalam jumlah banyak.

Banyak hal yang mendasari mengapa teknologi informasi diperlukan. Kompleksitas tugas yang dikerjakan memerlukan adanya alat bantu yang bisa berupa komputer untuk membantu melakukan pengolahan data menjadi informasi yang bisa membantu manajemen membuat keputusan. Faktor globalisasi saat ini menuntut banyak perusahaan untuk bisa berkomunikasi dan memperoleh informasi dengan lebih cepat, hal ini membuat perusahaan banyak menerapkan penggunaan internet di perusahaannya, penggunaan surat elektronik untuk berkirim pesan, dan menerapkan sistem informasi di perusahaan. Faktor yang ketiga adalah adanya keperluan response time yang cepat, yang mana teknologi seperti komputer sangat diperlukan untuk memproses data dengan cepat. Sebagai contoh, penggunaan sistem ERP dalam perusahaan bisa dengan cepat memberikan informasi saat bahan mentah menipis jumlahnya atau kekurangan pasokan bahan mentah untuk produksi saat terjadi lonjakan permintaan produk. Faktor keempat adalah tekanan persaingan bisnis yang ada. Banyaknya penerapan e-bisnis misalkan untuk manajemen rantai pasok telah menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pasokan bahan produksi yang lebih murah dan tersedia, hal ini membuat banyak perusahaan mau tidak mau untuk menerapkan sistem serupa jika tidak ingin bisnisnya mati karena kesulitan memperoleh bahan mentah produksi yang murah dan bisa menguntungkan.

ETIKA PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Etika komputer adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan penggunaan komputer dan teknologi informasi. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang harus dipahami oleh masyarakat luas.

Sesuai awal penemuan teknologi komputer era 1940-an, perkembangan etika teknologi informasi dimulai dari era tersebut dan secara bertahap berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru di masa sekarang ini, perkembangan tersebut akan dibagi menjadi beberapa tahap seperti yang akan dibahas berikut ini :

  1. Era 1940-1950-an

Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari Professor Nobert Wiener. Selama perang Dunia II (pada awal tahun 1940-an) professor dari MIT ini membantu mengembangkan suatu meriam antipesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat tempur yang melintas diatasnya. Pada perkembangannya, penelitian dibidang etika dan teknologi tersebut akhirnya menciptakan suatu bidang riset baru yang disebut cybernetics atau the science of information feedback system. Konsep cybernetics tersebut dikombinasikan dengan komputer digital yang dikembangakan pada waktu itu, membuat Wiener akhirnya menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatan teknologi yang sekarang dikenal dengan sebutan Teknologi Informasi (TI). Pada tahun 1950, Wiener menerbitkan sebuah buku yang monumental, berjudul The Human Use of Human Beings. Buku Wiener ini mencakup beberapa bagian pokok tentang hidup manusia, prinsip-prinsip hukum dan etika di bidang komputer.

  1. Era 1960-an

Donn Parker dari SRI internasional Menlo Park California melakukan bebagai riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme di bidang komputer. Parker melakukan riset dan mengumpulkan berbagai contoh kejahatan komputer dan aktivitas lain yang menurutnya tidak pantas dilakukan para professional komputer. Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi bagi professional di bidang komputer, yang ditandai dengan usahanya pada Kode Etik Profesional yang pertama dilakukan untuk Association for Computing Machinery (ACM).

  1. Era 1970-an

Era ini dimulai ketika sepanjang tahun 1960, Joseph Weizenbaum, ilmuwan komputer MIT di Boston, menciptakan suatu program komputer yang di sebut ELIZA. Didalam eksperimen pertamanya ELIZA diciptakan sebagai tiruan dari “Psychotherapist Rogerian” yang melakukan wawancara dengan pasien yang akan diobatinya. Model pengolahan informasi tentang manusia yang akan datang dan hubungannya antara manusia dengan mesin. Buku Weizenbaum, Computer Power and Human Reaso (1976) menyatakan banyak gagasan dan pemikiran tentang perlunya etika komputer. Tahun 1970 karya Walter Maner dengan istilah “computer ethic” untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan dengan permasalahan etis yang diciptakan oleh pemakaian teknologi komputer waktu itu. Pada periode tahun 1970-1980, Maner banyak menghasilkan minat pada kursus tentang etika komputer setingkat universitas dan tahun 1978 mempublikasikan Starter Kit in Computer Ethic, tentang material kurikulum dan pedagogi untuk pengajar universitas dalam pengembangan etika komputer.

  1. Era 1980-an

Tahun 1980-an sejumlah konsekuensi sosial dan teknologi informasi membahas tentang kejahatan komputer yang disebabkan kegagalan sistem computer, invasi keleluasaan pribadi melalui database komputer dan perkara pengadilan mengenai kepemilikan perangkat lunak. Pertengahan 80-an, James Moor dari Dartmouth College menerbitkan artikel yang berjudul “What Is Computer Ethic” dan Deborah Johnson dari Rensselaer Polytechnic Institute menerbitkan buku teks Computer Ethic tahun 1985.

  1. Era 1990-an sampai sekarang

Tahun 1990, berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konferensi, jurnal, buku teks dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tenteng topik tentang etika computer. Para ahli komputer di Inggris, Polandia, Belanda, dan Italia menyelenggarakan ETHICOMP sebagai rangkaian konferensi yang di pimpin oleh Simon Rogerson. Konferensi besar tentang etika komputer CEPE di pimpin oleh Jeroen Van Hoven, dan di Australia dilakukan riset terbesar etika komputer yang dipimpin oleh Chris Simpson dan Yohanes Weckert. Perkembangan yang sangat penting adalah tindakan dari Simon Rogerson dari De MontFort University (UK), yang mendirikan Centre for Computing and Social Reponsibility. Pada tahun 1990, Donald Gotterbarn memelopori suatu pendekatan yang berbeda dalam melukiskan cakupan khusus bidang etika. Dalam pandangan Gotterbern, etika komputer harus dipandang sebagai suatu cabang etika professional, yang terkait semata-mata dengan standar kode dan praktek yang dilakukan oleh para professional di bidang komputasi.

A. PERSOALAN ETIKA DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

Perkembangan internet, meningkatnya jumlah data personal yang disimpan melalui internet, dan semakin besarnya ketergantungan pada sistem informasi di dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari telah meningkatkan risiko munculnya penggunakan teknologi informasi secara tidak etik. Berikut ini contoh yang memicu konsen publik mengenai penggunaan beretika pada teknologi informasi.

  • Jutaan orang telah mengunduh dan streaming konten musik dan film melalui internet secara gratis dan bebas tanpa memperdulikan pelanggaran hak cipta terhadap konten yang diakses. Seseorang bisa saja mengunggah konten musik ke Youtube secara anonim dimana musik tersebut memiliki hak cipta, lalu konten tersebut diakses oleh ribuan pengguna internet.
  • Seorang peretas masuk ke dalam sistem basisdata dari institusi keuangan untuk mencuri informasi pelanggan, lalu menggunakannya untuk melakukan pencurian identitas, membuka akun baru dan melakukan transaksi ilegal yang seharusnya tidak bisa dia lakukan.
  • Sebuah website menanamkan cookies atau spyware di dalam harddrive dari pengunjung website tersebut untuk melacak aktivitas online dan transaksi onlinenya.

Teknologi hanya merupakan sarana. Manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna teknologi yang pada akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanan dalam penggunaan teknologi. Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan teknologi informasi.

Ada tiga alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi akan etika komputer:

  • Kelenturan secara logis (logical malleability) : Kelenturan secara logis adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan.
  • Faktor transformasi : dimana alasan ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan drastis. Contoh nyata adalah aplikasi chatting Whatsapp yang saat ini banyak digunakan, telah mengubah bagaimana manusia berkomunikasi dari menggunakan surat pos dan sms menjadi berkomunikasi melalui telepon genggam dengan fitur yang dapat mengirimkan foto, dokumen, maupun rekaman suara.
  • Faktor ketidaktampakan, dimana alasan minat masyarakat pada etika komputer adalah karena masyarakat memandang komputer sebagai kotak hitam. Seluruh operasi internal komputer tersebut tersembunyi dari penglihatan. Ketidaknampakan operasi internal ini memberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai pemrograman yang tidak tampak, perhitungan rumit yang tidak tampak, dan penyalahgunaan yang tidak tampak.
    • Nilai pemrograman yang tidak tampak adalah programmer membuat kode program berupa perintah rutin di dalam program yang ketika program dijalankan maka akan menghasilkan proses yang diinginkan si pengguna. Selama proses penulisan program, programer tersebut harus melakukan serangkaian penilaian mengenai bagaimana program tersebut harus mencapai tugasnya.
    • Perhitungan rumit yang tidak tampak berbentuk program yang sangat rumit sehingga pengguna tidak dapat memahaminya. Seorang manajer dapat menggunakan program semacam ini tanpa mengetahui bagaimana komputer melakukan semua perhitungan tersebut.
    • Penyalahgunaan yang tak tampak mencakup tindakan yang disengaja yang melintasi batasan hukum maupun etis. Semua tindakan kejahatan komputer berada pada kategori ini, misalnya tindakan tak etis seperti pelanggaran hak individu akan privasi dan memata-matai orang lain.

Persoalan etis tekait eksistensi teknologi informasi berhubungan dengan masalah privacy, accuracy, property dan accessibility. Sigit menguraikan ruang lingkup isu etika di bidang teknologi informasi sebagai berikut:

Tabel Ruang Lingkup Isu Etika

Jenis Isu

Ruang Lingkup

Privacy

  • Informasi apa saja mengenai diri sendiri yang sebaiknya menjadi hak individu?
  • Apa saja yang harus disimpan untuk diri sendiri dan tidak diumumkan ke orang lain?
  • Informasi apa saja mengenai individu yang sebaiknya disimpan dalam database dan bagaimana mengamankan informasi tersebut?

Accuracy

  • Siapa yang bertanggung jawab untuk akurasi informasi?
  • Bagaimana dapat diyakinkan bahwa informasi akan diproses secara benar dan ditampilkan secara akurat kepada pengguna?
  • Bagaimana penyedia jasa dapat meyakinkan bahwa kesalahan dalam database, transmisi data dan pengolahan data adalah tidak disengaja?
  • Siapa yang dapat dipercaya untuk menentukan kesalahan informasi dan dengan cara apa kesalahan tersebut dapat dikompensasi?

Property

  • Siapa yang memiliki informasi?
  • Apa saja yang perlu dipertimbangkan dan berapa besar biaya pertukaran informasi?
  • Bagaimana sebaiknya menangani pembajakan perangkat lunak?
  • Dapatkah computer perusahaan/publik dipergunakan untuk keperluan pribadi?
  • Bagaimana sebaiknya akses terhadap jalur informasi dialokasikan?

Accessibility

  • Siapa saja yang diizinkan mengakses informasi?
  • Berapa besarnya biaya yang dibebankan untuk mengakses informasi?
  • Siapa saja yang akan diberi peralatan yang diperlukan untuk mengakses informasi?
  • Informasi apa saja bagi pribadi atau organisasi yang mempunyai hak atau privilege untuk mendapatkan informasi dalam keadaan apapun dan dengan jaminan keamanan?

Berikut ini adalah contoh kasus terkait dengan etika IT dan bagaimana menyikapinya

1. Pekerjaan Anda adalah seorang database administrator di data backup center. Anda boleh mencek semua data. Data merupakan pengetahuan/informasi yang dimiliki oleh perusahaan swasta. Bagaimanakah anda menyikapi hal tersebut?

Konservatif: Privasi hal penting bagi klien Anda. Mereka percayakan data sensitif mereka, dan berharap Anda tidak mengintipnya.

Liberal: Bagian dari tugas administrator adalah memverifikasi integritas data. Tidak masalah untuk melihat data. Kecuali kalau Anda membocorkannya.

Kesimpulan: Sebagai administrator untuk backup dan replikasi data,
mereview data yang dipercayakan kepada Anda dilakukan seperlunya bila terkait dengan pekerjaan.

2. Pekerjaan Anda adalah seorang database administrator di ISP. Anda bertugas mengamati trafik pengguna. Data yang tersedia adalah log web akses dan anda dapat mengaksesnya karena anda seorang administrator.
Problem: Apakah Anda dibenarkan mereview akses data sehingga Anda mengetahui hal-hal yang dilakukan pengguna?

Konservatif: Anda dipercayai menjaga informasi sensitif para
pengguna ISP. Jangan lukai kepercayaan itu.

Liberal: Tugas Anda untuk menjaga keamanan. Jika pengguna mengakses situs ilegal, perusahaan Anda akan beresiko.

Kesimpulan: Tipis! Cek perjanjian dengan customer, apakah Anda legal melakukannya. Demi keseimbangan antara sekuriti dan privacy.

3. Pekerjaan Anda adalah database administrator. Anda menjaga integritas & konsistensi data. Data yang anda miliki dan bisa diakses adalah data pegawai bersama gajinya.

Problem: Anda menemukan variasi gaji yang berbeda, tetapi menurut Anda tidak sesuai dengan pekerjaan dan prestasi. Teman Anda salah satu yang mungkin dirugikan. Bolehkah Anda memberitahu teman Anda?

Konservatif: Keputusan tentang gaji bukan tanggung-jawab Anda. Anda tercaya sebagai DBA, jangan lukai kepercayaan bos Anda.

Liberal: Teman adalah teman. Mereka berhak tahu bahwa mereka dirugikan. Tetapi beritahu teman Anda, bahwa jangan telan pil itu, sehingga Anda dapat memberitahu mereka untuk informasi di masa depan.

Kesimpulan: DBA memiliki akses yang detail terhadap kredit card, gaji, dll. Dalam beberapa kasus tidak ada peraturan khusus dari perusahaan, ini semua tergantung kepada etika profesional Anda.

4. Problem: Anda mendapat tugas memasukkan data dan menggambar grafik untuk laporan keuangan. Bos Anda meminta untuk menghapus tampilan yang rendah, karena akan menyebabkan laporan akan jelek secara keseluruhan.

Konservatif: Merubah data akan menyebabkan masalah masalah lain yang berkelanjutan. Tolak permintaan bos Anda dan jelaskan bahwa Anda tidak ingin terlibat dalam masalah hukum.

Liberal: Itu adalah hak prerogatif bos Anda. Pastikan saja bahwa itu tidak membuat data menjadi tidak akurat, dengan hanya membatasi laporan. Jangan terjebak dalam merubah atau menghapus data.

Kesimpulan: Sayangnya hal ini sering terjadi. Tidak melaporkan sesi data tertentu lebih baik daripada merubah data. Selalu ingat hukum dan etika profesional Anda. Karena apa yang Anda lakukan akan menjadi bahan pijakan suatu keputusan.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

Welcome

Bayu Pratama R N is a lonely programmer who is very enthusiastic about .NET. He just try to live a life of a programmer life and write a blog post when he is so sick about love.

Gallery